Tuesday, May 31, 2016

Memahami Seni Ukir dari Indonesia

Seni ukiran atau ukiran merupakan gambar dekoratif dengan bagian cekung (kruwikan) dan bagian cembung (buledan) yang membentuk gambar yang indah. Kemudian, seni ukir dikenal sebagai seni yang membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan lainnya.

Orang Indonesia menjadi akrab dengan ukiran seni sejak Neolitik, yang sekitar 1500 SM Pada hari-hari, ayah dari Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu, penempaan tanah liat, atau bahan lainnya yang dihadapi. Motif dan keahlian dari ukiran di era yang masih sangat sederhana. Umumnya, motif ukiran adalah geometris yang bermotif garis-garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan termasuk tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan.

Di Zaman Perunggu, itu sekitar tahun 500 sampai 300 SM, bahan untuk membuat ukiran telah dikembangkan. Indonesia digunakan perunggu, emas, perak dan lain-lain. Mereka membuat ukiran dengan menggunakan teknologi pengecoran. Motif yang digunakan pada Zaman Perunggu adalah liku, tumpal, heliks ganda, masker, hewan dan manusia.

Setelah Hindu, Buddha, dan Islam masuk Indonesia, seni ukir mengalami pertumbuhan yang cepat dalam bentuk desain produksi dan motif. Ukiran ditemukan di banyak kuil dan prasasti yang dibuat oleh orang-orang pada masa itu. Ukiran juga ditemukan pada senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, istana, alat musik, termasuk gamelan dan wayang.

Motif ukiran dijelaskan tidak hanya bentuk, tetapi juga kisah para dewa, mitos, epos, dll peninggalan bukti ukiran sejarah periode dapat dilihat pada relief candi, seperti Candi Penataran di Blitar, Candi Mendut dan Candi Prambanan di Jawa Tengah.

Saat ini, kayu dan logam ukiran mengalami perkembangan pesat. Selain itu, fungsi mereka telah bergeser dari hal-hal ajaib menjadi motif hias.

No comments:

Post a Comment